Wednesday, June 1, 2016

Womb

Tulisan ini terinspirasi Dari blog orang yang judulnya "Mind Your Own Womb". Dan tulisan itu sangat-sangat menyentuh hati saya yang nota bene nya seorang perempuan yang sedang menantikan hadirnya seorang baby in her womb. Saya mw review tulisanannya versi saya. Boleh dong yaaaa... ;)

Ada seorang perempuan. 26 tahun. Sudah menikah. Punya suami yang baik. Kehidupan rumah tangganya pun bahagia. Tapi perempuan itu menangis. Menangis tiap malam. Menangisi kenapa belum ada bayi dalam rahimnya. Perempuan itu sedih. Dan melupakan kebahagiaan adanya suami dan pernikahan.

Disatu sisi. Dilain tempat.

Ada seorang perempuan. 30 tahun. Belum menikah. Dia terlihat biasa. Seperti tidak punya masalah. Namun, tiap malam dia menangis. Menangisi akan hidup nya yang belum kunjung bertemu dengan jodohnya. Padahal dia amat sangat menantikan sebuah pernikahan.

Disatu sisi. Dilain tempat.

Ada seorang perempuan. 22 tahun. belum menikah. Tapi dia menangis tiap malam. Menangisi hadirnya bayi dalam perutnya. Yang bahkan tidak tahu siapa ayahnya.

Disatu sisi. Dilain tempat.

Ada seorang perempuan. 27 tahun. Sudah menikah dan memiliki seorang bayi. Tapi dia menangis tiap malam. Menangisi anaknya yang selalu dan selalu menangis tiap malam. Padahal dia masih ingin menjadi seorang wanita yang bahagia dengan waktu bersama suaminya.

Disatu sisi. Di lain tempat.

Ada seorang perempuan 35 tahun. Sudah menikah dan sudah memiliki 3 orang anak. Tahun ini bahan dia sedang mengandung. Kehidupannya biasa. Tidak bergelimang pun tidak kekurangan. Tapi dia menangis tiap malam. Menangisi nasib Masa depan anak-anaknya. Yang semakin bertumbuh.

Disatu sisi. Di lain tempat.

Ada seorang perempuan 38 tahun. Sudah menikah dan memiliki seorang anak. Hidup berkecukupan. Bahkan berlimpah. Tapi tiap malam dia menangis. Menangisi akan harapan hadirnya anak kedua. Berharap anak pertama nya memiliki seorang adik.

Refleksi: tidak kah dia harus bersyukur. Akan hidupnya yang jika dibandingkan dengan yang lain, dia jauh lebih beruntung.

Bedaaaa

Tulisan Kali ini mudah2an bisa menginspirasi untuk para newlywed atau pun para pra-newlywed. Hehe. Semoga. 👩
------
7 bulan pasca menikah klo ditanya gimana rasanya... Saya bakalan jawab rasanya nano-nano. Kadang bahagiaaaaa banget Trus kadang sediiiiih banget. Mirip roller coaster. Up and down.

Sebelum menikah mungkin kita selalu berekspektasi tinggi yang kisah cintanya mirip seperti fairy tales yang endingnya happily ever after. Tapi kenyataanya sebenernya kita yang menciptakan fairy tales kita sendiri. Bukan sesuatu yang pasti cerita nya seperti itu. Cerita yang udh ada plott nya dan kita cuma jadi artisnya. It's a big No.

Perbedaan karakter yang timbul Karena berbeda pola asuh dari orang tua masing-masing kadang jadi tantangan besar. Ada saat misal kita ga suka sama suatu sikap yang menurut pasangan kita itu sikap yang wajar dan no problemoo tapi malah jadi masalah besar buat salah satunya. Padahal intinya lebih ke penerimaan dan bahan intospeksi juga jadi pembelajaran untuk melakukan apa yang disukai dan apa yang tidak disukai pasangan. Noted!! Itu sebabnya PeEr banget buat bisa mengerti kondisi karakter pasangan. Dan bisa menerima. Menerima kelebihan dan kekurangan pasangan.

Sempet dulu saya selalu menganggap untuk bisa menerima dan menjadi seseorang yang sabar akan perbedaan dalam suatu pernikahan itu adalah Hal yang mudah. Kenyataannya.... Butuh effort lebih untuk bisa seperti yang dibayangkan dulu. Ayo semangattt!

Kemarin saya baca tulisan dari fesbuk. Ceritanyaaaa....ada seorang istri yang ingin terlihat sempurna di Mata suami. Nyuci, beres-beres, nyapu, ngepel, nyetrika, pokoknya pekerjaan rumah lainnya dikerjain sampai kinclong, sampai bersih. Niatnya selain Karena ingin terlihat sempurna, si istri ini ingin dipuji Oleh suaminya. Sayang nya suaminya ga peka. Suaminya malah asik dengan kegiatan nya sendiri dan sama sekali ga responsif atas apa yang sudah istrinya lakukan. Akhirnya istrinya nangis sesenggukan. Suaminya bingung, "kenapa nangis...? salah saya apa...?" Padahal istrinya cuma Mau suaminya mengapresiasi apa yang istrinya kerjakan. Weleh weleh.... 😓 beda persepsi.

Naaah ituuu. Kadang yaaaa keinginan pasangan itu kalo ga dijabarkan secara detail suka malah jadi bahan perselisihan. Apalagi klo liat di Instagram versi dagelan, ada teori klo,
1. Perempuan itu selalu benar
2. Klo perempuan itu salah coba baca kembali point 1.
Hahahaha. Intinyaaa harus bisa saling mengerti.

Bahan pembelajaran Kali ini buat saya,
1. belajarlah untuk bisa mengungkapkan keinginan diri sendiri terhadap pasangan secara wajar dan santun, tanpa ada intonasi memaksa. Karena u tuk bisa mengubah seseorang itu tidaklah mudah.
2. Belajar lah untuk bisa melakukan apa yang disukai dan apa yang tidak disukai pasangan.
3. Belajar lah untuk bisa ikhlas menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan
4. Belajar lah untuk bisa jadi pribadi yang selalu bisa memaafkan.

Bismillah. Karena hidup itu belajar. Please Be better day by day...