Sunday, November 6, 2016

Perjalanan Promil episode 2 - Urologi

Hari jumat kemaren, 4 Nov 2016, saat yang lainnya sedang heboh demo tentang penistaan agama oleh ahok, saya juga demo di rumah sakit. Hehe. Beda jihad. Semoga jihad nya saya bisa membuahkan generasi qurani yang bisa ikut membela al-quran saat dia dinodai kelak. Aamiin.

Saya hari itu memenuhi janji untuk konsul ke dokter urologi, meneruskan rujukan dari dr. Irnawaty kemarin. Kita datang ke RS. Limijati jam 5 sore dan kebetulan antriannya ga begitu panjang seperti kalau kita antri ke dr. Irnawaty. Kita konsul ke dr. Ricki Adrianjah Sp.U. Bismillah. Saat masuk ruangan dokter, saya melihat sosok seorang dokter yang masih lumayan muda. Wajah nya ga terlalu ramah. Biasa saja. Ekspresinya pun datar. Ya... Mirip2 kaya klo saya sudah Capek ngerjain pasien. Begitu lah kira-kira kesan pertama saya. Heuu heuu heuuu

Setelah dokternya nanya ada apa... Saya dan suami langsung ceritain panjang lebar dari mulai kenapa blm kunjung hamil sampai akhirnya dirujuk oleh dokter kandungan ke beliau. Beliau tidak merespon banyak dengan cerita kita. Beliau hanya ngangguk2 dan langsung mengambil Surat rujukan untuk melakukan tes laboratorium. Kita diberi 2 lembar surat rujukan, satu untuk tes USG Doppler testis bilateral di Laboratorium Pramita Jl. Riau, (dan harus disitu Karena katanya dokter nya yang ahli cuma di lab itu) dan tes hormon (LH, FSH,testosteron).

Dokter nya berjanji apabila hasil laboratorium telah keluar, beliau akan menjelaskan detail tentang apa itu? kenapa bisa terjadi seperti itu? bagaimana proses terjadinya? dan harus dilakukan apa?. Supaya beliau bisa menjelaskan semuanya sesuai data dan fakta *katanya. Beliau hanya membuat Diagnosis sementara yaitu Suspect Varicocele Bilateral. Biaya konsultasi ke dr. Urologi di RS Limijati sekitar Rp.250.000.

Keesokan harinya, saya dan suami berencana untuk survey harga ke laboratorium yang dituju. Setelah menanyakan ke bagian informasi,  ternyata biaya untuk pemeriksaan tersebut lumayan menguras kantong. Untuk USG Doppler testis bilateral harganya Rp. 850.000,- dan untuk tes hormon sekitar Rp. 1.160.000,-. Total sekitar 2jt an.

Karena pada saat itu waktu nya tidak memungkinkan untuk langsung dilakukan  tes, dan Karena alasan saya yang harus balik lagi ke Pangandaran esok harinya, serta ada beberapa syarat yang harus dilakukan sebelum melaksanakan tes seperti booking  terlebih dulu untuk USG Doppler (Karena hanya 1 pasien/hari) dan tes hormon harus dilakukan jam 7 pagi... Kita memutuskan untuk menunda pemeriksaan lab tersebut sampai saya bisa menemani suami saat pulang di minggu berikutnya.

Satu hal yang bikin saya Capek sama Hal ini *padahal ga boleh ngeluh* Karena saya jauhan sama suami. Suami selalu menolak saat saya meminta dia untuk melakukan pemeriksaan saat saya jadwal pulang ke Bandung, Karena dia lebih ingin happy2 ketimbang harus menerima kenyataan harus periksa ini periksa itu. Saya coba semangati. Saya bujuk supaya waktu kita tidak terbuang sia2. Lebih cepat lebih baik. Prinsip saya sih periksa-periksa iya, happy2 juga iya. 2-2 nya harus jalan.

Peer saya sekarang bertambah. Saya harus bisa tegar dan harus bisa semangat membuat suami tercinta ceria lagi seperti biasa. Saya harus struggle perjalanan jarak jauh tiap bulan demi bisa membuat suami sembuh total Dari penyakitnya. Saat ini saya dituntut janji sama Allah buat nerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan. InsyaAllah.

Semoga ujian ini segera berakhir dan segera membuahkan hasil. Aamiin. :')

I love you ayahku... :)

Wednesday, November 2, 2016

Normal

Duluuuu sebelum nikah, saya selalu bayangin betapa bahagia nya menikah dan setelah nya, berharap punya cerita standar seperti orang2 atau teman2 yang lebih dulu menikah. Yang sehari setelah menikah bisa honeymoon Bali atau luar negeri, pulang-pulang sudah bawa calon bayi, Trus pas Anniversary udah bisa foto lengkap satu formasi, Ayah Ibu dan bayi.

Tapi kenyataannya cerita saya berbeda. Ada episode dimana saya dan suami harus bolak balik rumah sakit demi bisa punya cerita standar seperti yang lainnya. Sedih ya sudah Pasti. Stress ya jangan ditanya. Ada saat-saat pengen nanya sama Allah kenapa cerita nya harus seperti ini. Ga normal seperti yang lainnya. Tapi saya coba ambil hikmah.

Cerita kita memang spesial.... Tapi kita harus tetap bahagia. #TTC
💑

Tuesday, November 1, 2016

Jatuh Terpeleset kena Tulang Ekor

Salah satu chapter dalam kehidupan saya itu ada bagian dimana saya jatuh terduduk dan kena tulang *deket* ekor. Tulang sakrum. Itu luar biasa ngilunya. Beberapa orang Pasti pernah ngalamin.

Kejadiannya itu terjadi saat saya mau berangkat ngantor dan terjatuh dengan cara terpeleset akibat Sol sepatu yang licin dan lantai yang basah kena air hujan.  Saya ga inget gimana mekanisme nya, pokoknya tiba2 saya udh ada di tanah dan susah bangkit. Untung ada Ibu Kontrakan yang bopoh badan saya buat bangun. Pas bangun, sekujur badan saya mulai dibanjiri keringat dingin Trus perut berasa mual Mau muntah.

Saya kuatin badan buat jalan ke Klinik tempat biasa saya praktek sore yang jaraknya ga terlalu jauh. Sesampainya disana saya langsung diinjek analgesik dosis tinggi dan disuruh baring di atas Bantal panas. Rasanya klo Mau bangun Dari tidur, Mau duduk, itu luar biasa ngilu banget. Apalagi klo Mau jongkok pas pipis. Huaaaaaaaah. Mantap.

Awàlnya saya ga berani buat bilang suami ataupun orangtua. Takut mereka khawatir. Tapi setelah dipikir2 ini masalah serius dan saya susah beraktifitas normal,  akhirnya saya beranikan diri untuk bilang. Dan Ibu saat itu juga langsung berangkat Dari bandung ke pangandaran buat jemput anaknya. Benar adanya yaa klo kasih Ibu itu sepanjang masa. Padahal anaknya udh nikah dan udah punya suami tapi teteup anaknya dikhawatirkan.

Sesampainya di Bandung, orangtua langsung mengarahkan saya ke rumah sakit Advent Bandung. Tadinya saya Mau konsul ke dokter saraf tapi ternyata disana ada juga spesialis tulang belakang. Alhamdulillah. Tapi dokter nya itu cuma praktek hari minggu dan itupun sore jam 4 an.

Biaya pendaftaran di rumah sakit Advent dan biaya konsultasi dokter udah digabung dan harus dibayar di awal. Biayanya sekitar Rp. 215.000. Standard lah ya untuk berobat ke spesialis.

Saat di periksa dokter saya cuma disuruh gerak kaya ruku, miringin badan ke kanan Kiri depan belakang Trus disuruh tengkurep. Dokter nya kaget pas liat bagian bokong lebam kebiruan lebar. Ya iya dong kan jatoh sekaligus. Ga kebayang klo korban2 smack down yang dibanting2 badan ya itu linu dan lebamnya sebesar apa. Hiiiii. Dokter Trus ngasih rujukan buat rontgen (kebetulan rumah sakitnya udh include poli rontgen Jadi bisa langsung). Hasil rontgen nya sih tidak menunjukkan adanya fraktur hanya dislokasi sendi tulang sakrum 1 aja. Alhamdulillah.

Setelah di periksa beres saya dikasih Surat sakit untuk istirahat selama 2 minggu. Instruksi selama 2 minggu itu saya harus sholat sambil duduk dulu, ga boleh banyak gerak, klo duduk di tempat empuk *atau bisa pake Bantal Donat*, dan wajib Pakai korset lumbal-sakrum selama 23 jam.

Total biaya pengobatan untuk jatoh kepeleset itu:
Biaya pemeriksaan Rp. 215.000
Rontgen Rp. 312.000
Obat (voltaren) Rp. 140.000
Korset Lumbal-Sakrum Rp. 700.000

Lumayan yaaaaa.
Sekarang2 saya mulai belajar jalan anggun yang tiap langkahnya Diliat dulu. Trus harus pelan-pelan. Ga boleh rusuh. Harus kaya Princess pokoknya.
Karena jatoh terpeleset aja biayanya ternyata mahaaaal broo. Hoooosssssh.

Monday, October 31, 2016

Perjalanan Promil Episode 1 - Analisis Sperma

Bismillah. Semoga tulisan saya ini bisa bermanfaat buat pasangan2 yang belum kunjung dikaruniai keturunan seperti kami. Mulai yaaa....

24 Oktober 2016 adalah tanggal dimana tepat kita sudah menikah selama 1th. Tapi tanda2 hadirnya buah hati belum juga menampakkan dirinya. Orang tua juga mertua, tetangga-tetangga, sodara2, mulai sering banget nanyain masalah ini. Dan kita cuma bisa senyum sambil bilang "doain aja...".

Berbagai macam asupan alami hasil searching google dan blogging sudah kita coba. Minum susu kambing, makan tauge, konsumsi vitamin E dan asam folat, minum madu penyubur, dan coba rutin minum jus diva sudah jadi makanan rutin kita sehari2. Terakhir suami merutinkan makan buah tomat dan semangka. Tapi tetap usaha kita blm di ACC juga sama Allah buat diberikan keturunan.

Bulan Agustus lalu, orangtua menyarankan kita untuk menjalani pengobatan alternatif. Itupun hasil info dari tetangga yang berhasil dari pengobatan itu. Katanya dipijat dibagian rahim. Agak serem sih sebenernya. Akhirnya kita coba Cari alamat yang disuruh. Mungkin enggak jodoh dan belum rejeki, kita sama sekali tidak bisa menemukan rumah Tukang pijat itu. Mungkin bukan jalannya Dari Allah untuk kita buat dateng ke Tukang pijit Kali ya.

Bulan Oktober tiba, saya dan suami yang emang sudah berkomitmen untuk apabila program alami belum membuahkan hasil, kita akan mulai program ke dokter kandungan. Setelah googling, ditentukanlah hari kapan saya harus berkonsultasi. Yaitu hari ke-2 Menstruasi.

Kita pertama Kali berobat ke dr. Irnawaty Muhadji Sp.OG di RS Limijati. Kita memilih dokter itu Karena memang jadwal yang masih ada jam segitu ya dokter itu. Tadinya Mau ke dokter yang direkomendasiin blogger dan beberapa teman kuliah. Tapi harus booking jadwal dan hari itu sudah full booked. Ribet. Sedangkan hari ke-2 menstruasi saya kadang sulit terprediksi. akhirnya pilih dokter yang agak flexible.

Awal periksa saya di periksa USG perut bukan transvaginal. Berharapnya sih transvaginal. Tp ternyata enggak. Alhamdulillah dokter nya bilang ga ada apa2 sama rahim saya. Tidak terlihat adanya kista ataupun miom. Dan memang menstruasi saya lumayan teratur dan jarang menimbulkan nyeri hebat. Kalau orang2 kan klo menstruasi bisa sampai pingsan, Alhamdulillah saya ga sampai segitu nya. Nyeri nya pun msh dalam tahap wajar. Setelah di periksa dokter memberikan Surat rujukan untuk suami melakukan analisis sperma. Dan menyuruh kontrol hari ke-14 pasca menstruasi untuk dilihat ukuran sel telur saya. 

Suami Alhamdulillah sudah siap dengan segala konsekuensinya. Baik itu mental dan financial. Oh ya biaya awal berobat ke limijati saya dikasih free consultation. Karena teman sejawat katanya. Alhamdulillah. Saya cuma bayar obat sekitar Rp. 272.000 dan biaya administrasi Rp. 20.000. Obatnya itu Clomiphen Citrate sama Inlactin.

Sebelum analisis sperma, dokter nyaranin untuk absen berhubungan selama 3hr. Karena kebetulan saya sedang haid dan terakhir berhubungan sehari sebelum haid. Kita memutuskan untuk melakukan analisis sperma hari ke-4. Kita di rekomendasi kan analisis sperma di RS. Limijati Lt. 5 bagian BFC (Bandung Fertility Center). Tempat nya program bayi tabung dan terapi kesuburan.

Sebenernya beberapa minggu lalu saya dan suami inisiatif buat analisis sperma di prodia wastukencana Bandung. Cumaaaa Karena itu pengalaman pertama suami, dan di prodia itu tempat *pengeluarannya* kurang nyaman, suami stress bukan main. Alhasil air mani yg keluar cuma dikit dan hasil test nya ga bisa dibaca.

Lanjut ke analiais sperma di BFC. Sekedar info klo BFC di limijati itu buka jam 9. Kita dateng kepagian. Jam stgh 9 udh di tempat. Jadinya kita nunggu. Suami udh saya siapin handuk, dan baju ganti. Sebelum nya juga dia gamau Mandi krn bakalan Mandi lagi setelah tes SA (sperma analisis).

Pas masuk ruangan BFC, kesan pertama saya dan suami ngerasa mewah banget, nyaman, bersih, dan wangi. Setelah daftar, kita dipanggil ke ruangam khusus. Ruangannya remang2 kaya motel di film2 Korea. Ada kasur kecil ukuran single, TV (tapi gatau gimana Cara nyalainnya), kamar Mandi dan wastafel. Nyaman banget dibanding waktu ke PR*dia. Bisa langsung Mandi lagi.

Karena mungkin tempat nya nyaman. Suami lebih rileks dan cepet keluar nya. Jumlah air Mani yang keluar pun lebih banyak dibanding analisis pertama. Akhirnya suami langsung Mandi, trus pulang dan melupakan akan bagaimana hasil SA nya. Biaya untuk analisis sperma di BFC Limijati itu Rp. 350.000 lebih murah Dari lab2 tapi kualitas dan tempat nya nyaman banget. Worthed laaaah. TOP.

Hasil SA baru bisa diambil keesokan harinya jam 3-4 sore. Setelah buka hasil nya. Jeng jeeeeng. Hasil nya menakjubkan. Hasil analisis sperma suami Severe Oligoasthenoterathozoospermia. Lengkap sudah diagnosisnya. Saya jelasin ya.... Oligo artinya jumlah sperma nya sangat sedikit, sperma suami hanya sekitar 3jt Dari yang seharusnya >15jt. Jadi hanya ada 1jt sperma/1ml air Mani yang keluar. Trus Astheno artinya gerakan sperma nya lemah, untuk yang immotile atau yang enggak bergerak sama sekali hampir 75%. Dan terakhir terato artinya bentuk nya abnormal entah itu bagian kepala ataupun ekornya. Morfologi normal nya 0%. Sama sekali ga ada morfologi sperma yang normal.

Setelah baca hasil nya dan konsul kembali ke dr. Irnawaty, kita dirujuk ke spesialis urologi. Takutnyaaa... Suami ada varikokel Karena hasil SA kurang bagus. Suami setelah itu sempet ngedown. Stress. Lebih sering diem dan merenung. Klo ngobrol via telfon pun kedengeran kurang semangat. Tapi saya coba ikhlas dan pasrah. Mungkin ini ujian Dari Allah buat kita supaya kita jauh lebih dekat sama Allah.

Sekarang setelah suami google dan mendapat pencerahan kalau masih bisa diobati, suami mulai semangat dan ceria lagi. Masih ada harapan. InsyaAllah. Allah Pasti tidak akan membebani hambanya diluar kemampuan hambanya. Percaya.

Untuk pengobatan alami, suami rutin makan semangka setiap hari dan buah tomat sesekali *Karena beliau ga terlalu suka tomat. Untuk perjalanan dan cerita ke spesialis urologi kita lanjut di episode berikut nya.

Semoga Allah permudah ikhtiar kita. Aamiin. Bismillah. :')

Wednesday, September 7, 2016

Skin Care

Telat banget ya klo saya ternyata baru sekarang2 lebih interest sama yang namanya skin care. Dan baru sadar akan penting nya skin care buat kulit. Apalagi buat investasi Masa depan. Aaaaahhh sayang banget rasanya.

Mw flashback kondisi wajah saya Dari SMP. Jadiiii sejak SMP itu saya adalah penggila makanan ga sehat (read gorengan. Mie instant. Bakso. Dan makanan pedas). Karena kebiasaan buruk saya tersebut wajah saya jadi berminyak dan jerawatan. Jaman SMP sih jerawatnya masih kecil2 segede kerikil di tepi pantai. Haha. Yaaa jerawatan Pasir gt. Dan jarang banget bersihin muka. Alhasil jidat saya jadi breakout banget pada Masa itu.

Jaman SMA juga sama. Saya blm terlalu tertarik untuk pake macem2 produk skin care. Paling klo kosmetik cuma pake cuci muka facial wash semacam clean n clear sama pelembab warung kaya ponds dan bedak pigeon padat. Pake bedak pun jarang banget. Cuek pokoknya. Jaman SMA saya jarang jerawatan. Ya paling 1-2. Itu pun jarang. Cuma masih minyakan. Dulu udh mulai pake yang namanya kertas minyak. Dan dibawa kemana2. Jadi semisal udh kerasa minyakan tinggal tempel kertasnya dan ngerasa minyaknya udh hilang.

Jaman kuliah, mungkin efek labil. Mulai coba2 apa yang temen coba. Temen2 kuliah dulu ternyata udh pada pake skin care dan bahkan pake krim dokter. Ada temen yang jerawatan eh tapi kulitnya tiba2 kinclong. Tanya-tanya akhirnya saya coba-coba ikutan. Naaaaah ini adalah awal mula kulit saya rusak sampai sekarang. Bekas nya membekas. Bahkan membekas di hati. Sedih klo buat diingat. Jadiiii Karena ikut2an temen facial di Klinik kecantikan, wajah saya bukan nya mulus tanpa komedo tapi malah jerawatan parah. Jerawatan Batu gitu. Gede2 dan bernanah. Padahal sebelum nya belum pernah kaya gitu. Mungkin..... Si mbak2 nya itu kurang sterile dan bakteri acne dr 1 pasien lain pindah ke wajah saya. Aaaaah nyesel pokoknya dtg ke Klinik itu. Akhirnyaaa berkat saran orang tua yang saat itu juga desperate liat anaknya jerawatan parah kaya campak ngajakin buat konsul ke dokter spesialis kulit di daerah Cimahi. Pengobatan lah disana dan Alhamdulillah sembuh itu si jerawat Batu. Sayangnyaaaaa bekas bopeng2 nya gamau sembuh. T.T sedih lah aslinya.  Tapi yaaaa coba iklas. Skr udh mulai membaik si kulitnya walopun bekas nya msh menghiasi wajah saya.

Sekaraaaaaang, saya coba untuk berhenti menggunakan krim dokter. Alhasil saya ngalamin yang namanya purging. Kulit mulai keluar bruntusan. Tp Alhamdulillah cuma bentar dan skr lagi sering mantengin beauty blogger untuk coba pake produk biasa aja yang gampang di temui di supermarket2 terdekat tapi bisa memberikan hasil yang uwow.

Saya Jadi tau kalo perawatan wajah itu ga tok cuma cuci muka Trus pake pelembab. Yang kita jg gtw pelembabnya mengandung SPF apa enggak. Dulu saya cuma tau buat muka itu cuma facial wash, krim pagi sama krim malem. Ternyata salah dooooong. Wekwewww.

Skin care yang lagi ngehits skr itu tekniknya layering. Apalagi skin care Korea yang layeringnya bisa sampai 7 layer. Dari yang paling encer sampai yang paling creamy. Kebayang dong yaaaa budget nya berapa. Pernah coba beli sample kit skincare Korea yang layering. Beli 8 produk klo ga salah. Tp purging. Ga cocok. Akhirnya searching yang cocok buat saya.

Ilmu yang saya dapet dr belajar ttg skin care ini adalah. Perawatan wajah itu ada beberapa step.
1. Cleansing+scrubbing
     Disini saya mulai tau apa itu yang namanya konjac sponge. Jadiiii si konjac ini mirip kaya sponge Mandi cuma bentuk nya kaya spon cuci piring. Katanya sih fungsinya buat bersihin muka dan menghilang kan sel2 kulit mati serta sisa make up. Saya kmrn beli konjac sponge ini di riau junction Bandung. Harganya cuma 38rb an. Saya pake yang green tea. Overall sih enak pakenya. Jadi berasa lebih cling dan kesat. Trus ngerasa bener2 bersih aja.

2. Toning
     Toning ini fungsinya utuk mengembalikan pH setelah cuci muka tadi. Berhubung harga toner SKII mehong abis, dan beberapa beauty blogger rekomendasiin yang murah. Saya milih untuk pake viva toner aja. Ada banyak di supermarket. Harganya pun murah cuma 5rb an. Hahaha.

3. Essence
     Essence ini katanya penting banget buat menutrisi kulit. Tekstur nya yang cair bikin cairan ini gampang meresap ke kulit. Saya sih br pake yang warungan. Pake garnier super essence. Tapi klo punya budget berlebih saya pengen coba FTE Dari SK-II soalnya review nya banyak yang bilang rekomended dengan essence itu. Harganya 100rb (sample uk 10ml)-1,6jt (330 ml). Heuuuh mehong kaaan.

4. Serum
     Ini optional sih. Mau pake atau enggak. Serum itu konsistensi nya mirip kaya essence cuma lebih kental. Serum yang pernah saya coba sih C20. Tp lengket2 gt dan bau permen. Jadinya berasa pengen jilatin wajahnya. Hahaha

5. Moisturizer
    Dan ini juga bagian penting dalam merawat kulit Kita. Kata siapa pake krim pagi krim malem doang itu bagus. Kulit ttp butuh pelembab. Yang kulitnya berminyak pun ttp butuh pelembab. Klo pelembab bikin tambah berminyak wajah yang sudah berminyak berarti ga cocok sama pelembab nya, harus Cari pelembab lain. Klo saya sih masih pake yg murah. Pake Hazeline snow white. Di Riau junction Bandung jual kok. Harganya sekitar 130rb an.

6. Sun Screen
     Daaaan terakhir ini yang wajib banget itu pake sunscreen alias tabir surya, pelindung wajah kita Dari sengatan Matahari. Sekarang sih saya masih pake sunblock dr dokter kulit kemaren, SPF nya 50. Cumaaa sunblock nya ini bikin efek putih artificial gt di wajah. Berasa pake topeng dan susah banget ngeratainnya. Pengen ganti. Udh searching 2 sih mw antara biore UV watery essence SPF 50 atau skin aqua Dari rohto. Tapi blm sempet nyobain. InsyaAllah klo habis yg dr dokter nya nanti coba beli produk itu.

Daaaan sekarang udah seminggu melakukan rutinitas 6 step penggunaan skin care di wajah saya. Blm keliatan perubahan yang berarti sih. Cuma Alhamdulillah cocok sama skin care warungan ini.
Jadiiii urutan skin care yang sekarang saya pake itu
1. Cleansing : creamy cleansing foam Acnes
2. Scrubbing pake konjac sponge
3. Toner : Viva toner green tea
4. Essence : Garnier light super essence
5. Moisturizer : Hazeline snow
6. Sunblock : Skin Aqua moisturizer milk SPF 50

Semogaaaaa cocok terus yaa. Aamiin.m

Berita

Ini adalah tulisan yang bakalan random sebenernya. Tapi Karena pengen banget nulis yo Wei's lah. Yang penting posting sebuah tulisan.
Begini ceritanya....

Setiap saya pulang ke rumah mertua, channel TV yang ditonton saat itu adalah selalu dan always channel yang menyuguhkan berita. Yaaa paling sering itu klo ga TV one, kompas TV, atau metro TV. Itu adalah 3 chanel favorite keluarga di rumah mertua. Jarang banget saya liat TV nya di channel rcti, SCTV, atau antv, apalagi tontonannya Tukang bubur naik haji atau Utaran atau bahkan acara gossip. Wuah kayaknya ndak mungkin. Beda sama di rumah saya yang kadang nonton sinetron, infotainment, dan acara komedi atau kartun kaya upin ipin. Nonton berita cuma sesekali, itu pun pas emang lagi ga ada acara yang seru.

Itu kenapa yang bikin suasana di rumah mertua itu kadang serius. Seserius pembawa berita bawain berita. Walopun kadang dalam kondisi obrolan tertentu ada acara becandaannya juga *jarang*. Tapiiii dari situ saya jadi jauh lebih terbuka wawasannya #eah, rada2 uptodate masalah berita yg lagi ngehits. Ya ada positif nya juga siiih sebenernya. Cuma berasa suasananya lagi ujian di sekolah. !serius!.

Terkadang tinggal di tempat baru dengan suasana yang berbeda dengan di tempat yang sudah biasa kita tinggali bahkan sejak lahir itu membutuhkan adaptasi. Yaaa namanya juga hidup ya. Merantau beda daerah pun butuh adaptasi. Dan semoga dengan sering nya beradaptasi saya bisa ambil pelajaran untuk bisa hidup dimanapun dan dalam kondisi apapun. Tergantung gimana kita meng-adaptasi-kan-nya.

"Sometimes life in different ways makes you stronger than before, when your life gets hard, you can make it easier with your experience. "

#Random kan. Ah biarlah.

Wednesday, June 1, 2016

Womb

Tulisan ini terinspirasi Dari blog orang yang judulnya "Mind Your Own Womb". Dan tulisan itu sangat-sangat menyentuh hati saya yang nota bene nya seorang perempuan yang sedang menantikan hadirnya seorang baby in her womb. Saya mw review tulisanannya versi saya. Boleh dong yaaaa... ;)

Ada seorang perempuan. 26 tahun. Sudah menikah. Punya suami yang baik. Kehidupan rumah tangganya pun bahagia. Tapi perempuan itu menangis. Menangis tiap malam. Menangisi kenapa belum ada bayi dalam rahimnya. Perempuan itu sedih. Dan melupakan kebahagiaan adanya suami dan pernikahan.

Disatu sisi. Dilain tempat.

Ada seorang perempuan. 30 tahun. Belum menikah. Dia terlihat biasa. Seperti tidak punya masalah. Namun, tiap malam dia menangis. Menangisi akan hidup nya yang belum kunjung bertemu dengan jodohnya. Padahal dia amat sangat menantikan sebuah pernikahan.

Disatu sisi. Dilain tempat.

Ada seorang perempuan. 22 tahun. belum menikah. Tapi dia menangis tiap malam. Menangisi hadirnya bayi dalam perutnya. Yang bahkan tidak tahu siapa ayahnya.

Disatu sisi. Dilain tempat.

Ada seorang perempuan. 27 tahun. Sudah menikah dan memiliki seorang bayi. Tapi dia menangis tiap malam. Menangisi anaknya yang selalu dan selalu menangis tiap malam. Padahal dia masih ingin menjadi seorang wanita yang bahagia dengan waktu bersama suaminya.

Disatu sisi. Di lain tempat.

Ada seorang perempuan 35 tahun. Sudah menikah dan sudah memiliki 3 orang anak. Tahun ini bahan dia sedang mengandung. Kehidupannya biasa. Tidak bergelimang pun tidak kekurangan. Tapi dia menangis tiap malam. Menangisi nasib Masa depan anak-anaknya. Yang semakin bertumbuh.

Disatu sisi. Di lain tempat.

Ada seorang perempuan 38 tahun. Sudah menikah dan memiliki seorang anak. Hidup berkecukupan. Bahkan berlimpah. Tapi tiap malam dia menangis. Menangisi akan harapan hadirnya anak kedua. Berharap anak pertama nya memiliki seorang adik.

Refleksi: tidak kah dia harus bersyukur. Akan hidupnya yang jika dibandingkan dengan yang lain, dia jauh lebih beruntung.

Bedaaaa

Tulisan Kali ini mudah2an bisa menginspirasi untuk para newlywed atau pun para pra-newlywed. Hehe. Semoga. 👩
------
7 bulan pasca menikah klo ditanya gimana rasanya... Saya bakalan jawab rasanya nano-nano. Kadang bahagiaaaaa banget Trus kadang sediiiiih banget. Mirip roller coaster. Up and down.

Sebelum menikah mungkin kita selalu berekspektasi tinggi yang kisah cintanya mirip seperti fairy tales yang endingnya happily ever after. Tapi kenyataanya sebenernya kita yang menciptakan fairy tales kita sendiri. Bukan sesuatu yang pasti cerita nya seperti itu. Cerita yang udh ada plott nya dan kita cuma jadi artisnya. It's a big No.

Perbedaan karakter yang timbul Karena berbeda pola asuh dari orang tua masing-masing kadang jadi tantangan besar. Ada saat misal kita ga suka sama suatu sikap yang menurut pasangan kita itu sikap yang wajar dan no problemoo tapi malah jadi masalah besar buat salah satunya. Padahal intinya lebih ke penerimaan dan bahan intospeksi juga jadi pembelajaran untuk melakukan apa yang disukai dan apa yang tidak disukai pasangan. Noted!! Itu sebabnya PeEr banget buat bisa mengerti kondisi karakter pasangan. Dan bisa menerima. Menerima kelebihan dan kekurangan pasangan.

Sempet dulu saya selalu menganggap untuk bisa menerima dan menjadi seseorang yang sabar akan perbedaan dalam suatu pernikahan itu adalah Hal yang mudah. Kenyataannya.... Butuh effort lebih untuk bisa seperti yang dibayangkan dulu. Ayo semangattt!

Kemarin saya baca tulisan dari fesbuk. Ceritanyaaaa....ada seorang istri yang ingin terlihat sempurna di Mata suami. Nyuci, beres-beres, nyapu, ngepel, nyetrika, pokoknya pekerjaan rumah lainnya dikerjain sampai kinclong, sampai bersih. Niatnya selain Karena ingin terlihat sempurna, si istri ini ingin dipuji Oleh suaminya. Sayang nya suaminya ga peka. Suaminya malah asik dengan kegiatan nya sendiri dan sama sekali ga responsif atas apa yang sudah istrinya lakukan. Akhirnya istrinya nangis sesenggukan. Suaminya bingung, "kenapa nangis...? salah saya apa...?" Padahal istrinya cuma Mau suaminya mengapresiasi apa yang istrinya kerjakan. Weleh weleh.... 😓 beda persepsi.

Naaah ituuu. Kadang yaaaa keinginan pasangan itu kalo ga dijabarkan secara detail suka malah jadi bahan perselisihan. Apalagi klo liat di Instagram versi dagelan, ada teori klo,
1. Perempuan itu selalu benar
2. Klo perempuan itu salah coba baca kembali point 1.
Hahahaha. Intinyaaa harus bisa saling mengerti.

Bahan pembelajaran Kali ini buat saya,
1. belajarlah untuk bisa mengungkapkan keinginan diri sendiri terhadap pasangan secara wajar dan santun, tanpa ada intonasi memaksa. Karena u tuk bisa mengubah seseorang itu tidaklah mudah.
2. Belajar lah untuk bisa melakukan apa yang disukai dan apa yang tidak disukai pasangan.
3. Belajar lah untuk bisa ikhlas menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan
4. Belajar lah untuk bisa jadi pribadi yang selalu bisa memaafkan.

Bismillah. Karena hidup itu belajar. Please Be better day by day...

Monday, March 7, 2016

Komunikasi LdR

Salah satu problem buat yang menjalani hubungan jarak jauh itu adalah komunikasi. Semua yang jalanin LDR pasti setuju. Meskipun sekarang jaman udah modern, dimana bisa saling kontek via hand phone, tapi tanpa kontak tatap muka langsung itu tetep aja rasanya bedaaaa. 😤 Apalagi saya sama suami sering banget salah paham masalah emosi klo lagi SMS/WA an. Misalnya saya ga pakai emoticon, suami sangka klo saya ngambek. 😰 padahal pakai emote senyum pun di whatsapp ttp aja saya typing pake wajah datar. Salah persepsi kan jadinyaaaa 😞

Sayaaa sebenernya bukan tipe yang mesti melulu tiap menit tiap jam harus kasih kabar dan tanya kabar. Semisal udh makan? Lagi apa? dan pertanyaan berulang lainnya. Cumaaa saya bakalan jadi super duper rungsing klo suami low response atau menghilang tiba-tiba pas kita lagi asik SMS/WA an. Walopun sebenernya suami lagi ada sesuatu hal penting yang harus dikerjakan. 😳😳 *maaf ayah*

Satu hal yang bikin komunikasi ini jadi masalah utama saya sama suami adalah keadaan dimana saya  berjauhan dengan keluarga tanpa sanak saudara dan ga punya kesibukan lain selain kerja di Puskesmas dan praktek di klinik. Kerja Puskesmas yang cuma punya jam kerja 4 jam dan praktek cuma 2 jam, membuat saya harus cari kesibukan lain di waktu yang tersisa. Akhirnya... Saya jadi ketergantungan sama hand phone dan TV. Karena cuma 2 itu sumber kesibukan saya *jujur*. 😕  sumber hiburan jugaaa. Naaah kalau saya sudah pegang HP, satu2 nya yang bisa saya hub itu cuma suami dan mama. Jadinya *awal2* saya lebay banget buat terus hub mereka sering-sering. Cari temen ngobrol intinya. 😰 keadaan ini sangat jauh berbeda saat harus berjauhan dengan keluarga saat kuliah. Saat ngekost. Waktu saya dialihkan dengan organisasi, kegiatan kampus, dan kumpul bareng teman. Kalau sekarang, tetangga sudah pada berkeluarga, di tempat kerja pun ga ada kegiatan organisasi. Tamat sudah kesepian sayaaa di tanah rantau ini. 😢

Sekarang2 saya mulai belajar untuk mengatur komunikasi sama suami atau orang tua. Saya sadar kalau mereka pun punya kesibukan masing2, ga bisa terus terusan temani saya ngobrol. Apalagi suami yang kenyataannya sedang mencari nafkah *untuk istrinya* tapi sering banget digangguin di jam2 kerja. 😢 *maaf lagi ayah* Akhirnya saya mulai atur pola jam hubungi suami. Cuma hubungi saat jam2 istirahat. Sekitar jam 12/ jam 3 sore. Dan hubungi orang tua di jam malam sebelum istirahat.

Ini jadi PeEr banget buat saya biar waktu yang saya punya ini terpakai semaksimal mungkin. Mungkin bisa saya pakai buat bisnis via Instagram, atau belajar buat jadi hafidzah dengan terus menghapal, atau.....

Semoga Allah jauhkan saya dari godaan syeitan yang terkutuk yang menyelimuti saya dengan rasa malas. Astagfirullohal'adziiim. 😤
Dan semoga LDR ini segera berakhir. Aamiin.

Monday, February 22, 2016

Mertua Lima Langkah

"Nanti malem mw tidur dimana? Di rumah mama atau di rumah Ibu?"
....
Itu adalah pertanyaan berulang yang selalu saya tanyakan sama suami kalau saya pulang ke Bandung. Maklum, saya sama suami belum punya rumah sendiri dan kebetulaaaan rumah saya sama rumah suami itu deketan. Istilahnya sih tetanggaan. 😳 Rumah mama itu menunjukkan rumah saya sedangkan rumah Ibu itu menunjukkan rumah suami.
Sampai sekarang, kita berdua masih nomaden sebenernya. Yang paling bikin ribet ituuuuu adalah ttg menyimpan barang. Saya sama suami masih belum bisa menyimpan barang milik kita berdua di satu tempat. Jadi masih misah2. Barang2+ semua baju suami masih rapi di kamarnya. Barang2 saya pun masih rapi di kamar saya, tapi terbagi2 di 3 tempat. Di rumah mama, di rumah Ibu, sama di Kontrakan Pangandaran. Paling ribet lagi, saya itu cuma bisa nyuci baju di rumah mama. Karena pake mesin cuci. Praktis. Jadinya saya harus kaya orang backpacker kalau mw nginep di rumah mertua. Bawa baju suami yang udah dicuci + baju yang Mau saya pake selama tinggal di rumah mertua. Luar biasyaa. 😰

Itu masalah barang+baju. Lain lagi sama masalah bercengkrama. Saya sama suami itu agak susah klo mw bercengkrama mesra2 an berdua di rumah. Paling enak klo suami lagi di Pangandaran. Walaupun cuma tinggal di Kontrakan mini, tapi kita bebas ngapa2in. Bebas ngobrol ini itu. Bebas berisik. Bebas segalanya pokoknya. Beda klo kita tinggal di rumah mama atau di rumah Ibu. Bercengkrama nya cuma bisa di dalem kamar. Itu pun harus di jam2 tertentu. Saat istirahat siang. Atau malem sebelum tidur. Kadang harus sampai bisik2. Hadeuuuh. 😂😂 kalau di jam2 tertentu kan kita kadang harus bercengkrama sama orang tua di ruang TV. Kebayang klo kita berdua di kamar teruuus. Ga keluar2. Malu juga kan yaaaaa.

Akhirnyaaaa...  Jadinyaaaa kalau saya pulang ke Bandung. Saya sama suami jarang banget diem di rumah. Selaluuu aja pergi keluar buat jalan2. Quality time di dalem Mobil. Dan pulang saat udah deket2 sama jam tidur malem. Haha. 😌 jadinya rumah mama/rumah Ibu itu cuma buat nebeng tidur sama nebeng makan. Hehe 😓😓

Sempet kita pergi ke taman cuma buat nebeng tidur siang di dalem Mobil. Jadi parkir di bawah pohon di pinggir taman, buka sedikit jendela, sliding jok Mobil, Trus ngobrol sampai akhirnya tiduuur. Bangun tidur langsung keluar mobil, jalan2 di taman + jajan makanan. Berasa kita punya rumah yang halaman nya luas Trus punya banyak chef yang bisa nyediain macem-macem makanan. 😎😎 hahaha. Kocak banget.

Yaaaa begitulah drama hidup saya sama suami saat ini. Dilemma LDR dan tetanggaan. Bolak balik kesana kesini kaya setrikaan. Mau tidur aja kadang bingung Mau tidur dimana.

Ya Allah semoga kita bisa segera tinggal bersama di rumah milik kita. Aamiin. 😘

Tuesday, February 16, 2016

Trip to Malang

Mau sedikit cerita yaaa ttg liburan singkat saya kemarin di kota Malang, Jawa Timur. Sebenernyaaaa ini adalah perjalanan terjauh kedua saya setelah sebelum nya pernah pergi ke daerah tulungagung-trenggalek jawa Timur. Tapi itu udh lamaaaa bgt. Waktu saya masih SD mungkin yaaaa. 😳 jadinya lupa gimana rasanya jalan-jalan jauh. Hahaha.

Seminggu sebelum berangkat, saya sangat sangat excited. Bilang sama semua pegawai Puskesmas kalau saya minggu depan mw ijin lama soalnya mw pergi ke Malang. *bangga* sekaligus *lebay* gapapalah yaaaa 😉😎 intinya sih biar minggu depan saya ga dicariin orang Puskesmas. Hehe

Tujuan saya pergi ke Malang itu tidak lain tidak bukan adalah untuk menghadiri kondangan keluarga sekaligus silaturahmi sama keluarga besar nya Ibu mertua. Liburan nya sih cuma jadi additional ajaaa. 😰 masuk judul tambahan. Judul utama nya itu kondangan. Hehe.

Ini rincian libur(kondang)an nya : 😎
- Saya berangkat dari Kontrakan di pangandaran itu hari kamis. Sampai Bandung kamis malem. Jumat pagi nya packing dilanjut sore nya berangkat ke stasiun. Sempet ada insidensi loh saat perjalanan menuju stasiun. *malu ceritanya* 😱
Jadiiiiiii perjalanan ke Malang itu ga cuma saya dan keluarga suami. Tapi juga keluarga saya. Jadinya pas berangkat ke stasiun itu penuh sama keluarga saya dan ibu bapak mertua juga tak ketinggalan suami tercinta. *kayaknya udh sepaket yaaa ga harus disebutin juga* 😌 Naaah di jalan. Menuju stasiun. Entah kenapa tumben2 an itu jalan menuju stasiun macet bangetttt. Sempet esmosi juga di jalan takut ketinggalan kereta. Jadinya di Mobil panaaas. Tegang. Pokoknya campur aduk. Tapi alhamdulillah kita sampai TEPAT sebelum kereta berangkat. Jadi pas kita naik, taro barang, duduk, kereta langsung berangkat. Hoooosh. Udh serem aja klo ketinggalan kereta. Lain lagi dong yaaa ceritanya. 😨😨😨

- kita Pakai kereta Malabar express kelas ekonomi jurusan Bandung-Malang dengan harga ticket 190rb. Berangkat jam 16.50 wib dan sampai di Malang jam 09.30 wib. Lumayan kesel diem di kereta 16 jam. Tapi alhamdulillah sekarang udah ada suami di samping tempat duduk yang bisa disenderin kapan aja. Perjalanan pun bisa di bilang romantis. Aheyy 😛

- sesampai nya di Malang, kita di jemput sama pakde tertua Pakai Mobil. Jarak stasiun dengan rumah pakde lumayan dekat. Cuma 15 menit aja. Di rumah pakde tertua ternyata udh banyak sodara nya suami. Ramah tamah, sarapan, bersih2, dan istirahat sejenak.

- bada dzuhur, kita diboyong langsung pindah Kota. Yaitu ke Kota Batu. Karena sodara suami itu nikah nya di kota Batu. Jarak Malang - Batu lumayan jauh. Sekitar 45 menit. Udh termasuk macet. 😄

- di Kota Batu, ternyata sodara suami udh menyiapkan sebuah villa. Tujuan nya sih biar besok pas Seserahan bisa terkordinir dengan baik. *kita Dari pihak lelaki soalnya*. villa nya bagus banget. Nyaman. Mewah. Pokoknya wah.

- dan ternyataaaa tempat wisata itu berkumpulnya di kota Batu. Bukan di kota Malang. Di Batu itu ada Jatim park 1 & 2, museum angkut, taman selekta, dll. Tapiiiii Karena tujuan utama nya itu kondangan. Jalan2 yang bisa disambangi itu cuma satu. Satu aja sodara-sodara.😐 Cuma bisa ke museum angkut. Itupun datengnya malem dan hujan dan udah Mau tutup. The end lah pokoknya. 😴😴😴 tapi rapopo... ttp disyukuri udh pernah masuk museum angkut. Tempat nya keren beuuuud Beuuud beuuud pokoknya. Sayangnya tiketnya lumayan mahal, untuk weekend kena cas 80rb per orang. 😢

- setelah beres kondangan, kita menuju daerah junggo. Itu adalah kampung halaman nya Ibu mertua. Tmpt dulu mbah nya tinggal. Tp skr udh ga ada. Dan ditempati oleh anaknya mbah yang laki-laki. Di daerang junggo itu mirip kaya lembang. Dingin banget. Sejuk. Dan dimana2 pohon apel. Betahin sih cuma ga kuat sama dingin nya. Mandipun berasa Mandi pake air es. Dingiiiiin bangeeeettt. Enggak deh klo buat menetap di junggo. Nooo nooo 🙎🙎

- sehabis menginap semalam di junggo. Besok nya kita kembali ke Malang. Pamitan dan belanja oleh2. Setelah menyempatkan dulu sebentar naik bianglala di alun-alun kota Batu. Kita kembali ke Bandung jam 16.00 wib. Dan tiba di Bandung jam 8 pagi. 😌

Kesimpulan nya jalan-jalan ke Malang Kali ini...... Saya jadi punya keluarga baru. Keluarga luar biasa baik dan membanggakan. Bahagia bisa jadi salah satu bagian keluarga suami yang luar biasa keren. ☺ *makin cinta suami*

Malang dan Batu itu kota nya keren banget. Kreatif. Dan patut dirindukan. Insyaallah kapan2 ke Malang lagi. *tapi jauuuuuuuh* 😢😢

Friday, January 29, 2016

Promil

3 bulan pasca menikah, di perut saya belum ada tanda-tanda ada makhluk hidup. 😁 sempet sedikit khawatir. Sedikit galau. Sama sedikit bingung. Khawatir nya.... What's wrong in my belly? Galau nya saat liat temen yg barengan nikah udah posting foto USG ajaaa. Bingung nya.. "gimana caranyaaaaaa...?" 😱😱 hahaha.

Sempet esmosi juga klo di tanyain sama temen atau sodara2 di rumah. "Udah Isi beluuuum?" Rasanya pengen jawab, "emangnya bikin kue putu sekali colok langsung jadi." 😐 ini masih usaha ko... Masih usahaaa...
Itu Kali ya kenapa Sekarang2 saya mulai mengurangi bikin obrolan yang menjurus sama, 'kapan nikah?' 'Udah Isi belum?'. Karena saya sendiri dapet pertanyaan seperti itu jadi gedeg sendiri. Males buat jawab nya. Apalagi yang nanya hanya bertanya tanpa bisa kasih solusi. 😒😒
Bagusnya klo misal nanya, "kapan nikah?" Bisa langsung kasih calon yang siap sedia. Atau kalau nanya "udah Isi belum?" Bisa kasih jaminan besok udah isi. Kan enaaaak yaaaa. 😛  hehe.

Untuk program Hamil Kali ini saya sama suami lagi pengen pake Cara alami dulu. Berhubung kita tinggal berjauhan, saya sering nyuruh suami dateng pas saya lagi enggak datang bulan. *modus* dan ngepas-ngepas-in sama Masa subur. Berharap ketemu itu sel-sel nya. Hehe. Tapi sampai sekarang seperti nya mereka belum juga ketemu. Entah mungkin salah tempat janjian. Atau kejebak macet. 😔
Ibu mertua sama Ibu sendiri juga mulai Bantu. Kasih saya madu, doa juga semangatt.

Saya sempet nanya sama mama, "ma, makan apa ya biar bisa cepet Hamil?" Mama cuma ketawa Trus bilang, yg menciptakan Anak itu Allah. Bukan makan ini makan itu, tapi kalau Allah sudah berkehendak jadi ya Pasti jadi. Minta aja sama Allah.

Dari situ saya mulai bisa ngerti, semua itu Pasti ada waktu nya. Duluuuu sebelum nikah, stress sendiri kenapa ga juga nikah. Sekarang jd senyum2 sendiri klo inget dulu galau nya kenapa belum nikah. Ternyata memang ada waktu nya. Kita cuma bisa sabar sambil ikhtiar. 😃

Bismillah. Pasti ada hikmah dibalik setiap waktu dan kejadian. Wallahualam.

--------
"Rabbi habli minasshoolihiin"

Aamiin