Tuesday, December 18, 2018

Due Date

Sudah lama tidak curhat sama blog karena kesibukan jadi ibu baru, new mom yang ternyata luar biasa menyita banyak waktu. Waktunya jadi habis sama liatin bayi mungil nan menggemaskan yang mau dia bangun atau tidur tetep pengennya diliatin.

Kali ini mau cerita gimana akhirnya baby dung dung launching ke dunia. Jadiiii ini dimulai ketika dia berumur 7 minggu, dimana dokter kandungan kala itu menjelaskan kalau perkiraan lahir si baby itu 25 Juni - 2 Juli 2018. Berhubung mommy nya baby dung dung lahir bulan juni, mommy nya selalu ngasih afirmasi ke baby untuk lahir bulan Juni aja supaya bisa samaan bulan lahirnya. Hahaha. Lebay yaaa.
Naaaah sampailah pada bulan juni dan baby terus diajak ngobrol untuk lahir bulan juni aja. Saat mendekati tanggal perkiraan lahir, saya sudah mulai persiapan banyak hal, tapi si baby blm menunjukkn tanda2 akan keluar. Sampai akhirnya masuk tanggal 27 Juni, sehabis sholat subuh, saat sedang mesra2an bertiga ngajak baby ngobrol untuk segera keluar dan suami elus2 dan cium2 perut, tiba2 berasa ada yang ngalir dari vagina. Saya ambil tisu dan jeng jeng... Ko keluar darah segar. Saya dengan santainya langsung bilang sama suami, "ayah... Darah...". Saat itu juga suami langsung siaga bawa tas dan ngasih tau ortu. Pagi2 itu juga kita langsung berangkat ke klinik bersalin terdekat.
Tiba disana, saya langsung dipasang alat CTG dan dicek dalam sama bu bidan untuk lihat sudah ada pembukaan atau belum (dicolok sama 2 jari bu bidan dan rasanyaaaaaaaaaaa huaaaaaaah ga enaaaaak bangeeeeet). Setelah keluar hasil CTG dan konsul ke dokter jaga saat itu, saya disarankan untuk sesar hari itu juga. Karena hasil CTG menunjukkan janin stress (fetal disstres/gawat janin) dan ada lilitan tali pusar. Dokternya bilang tidak disarankan menjalani persalinan normal apalagi di induksi karena akan membahayakan janin. Apalagi saya tidak merasakan mules/kontraksi.
Akhirnya saya berangkat ke rumah sakit yang bisa pakai bpjs saat itu juga. Berhubung hari itu hari libur karena ada pilkada serentak, saya langsung masuk IGD. Hasil pemeriksaan di klinik bersalin dan IGD rumah sakit tidak jauh berbeda dan 2-2 nya menyarankan untuk segera dikeluarkan bayinya. Setelah mengurus administrasi dan lain2, jam 8 malam hari itu saya menjalani operasi sesar untuk mengeluarkan baby dung2.
Persiapan sebelum operasi sesar saat itu lumayan singkat, tiba2 saya sudah masuk ruang operasi dan siap di anastesi. Kesan pertama operasi sesar itu...  Hmmmmmm.... Linuuuuuuuuu luar biasa. Berhubung bukan bius total, anastesi yang dilakukan di tulang belakang itu rasanya menyiksaaa. Hhhhhh gamaumau lagi nginget rasanya gimana. Hhhhh linuuuu beuuud beuuud beuuud.
Setelah di anastesi, kaki berasa kesemutan dan berasa bengkak gabisa digerakkin sama sekali. Sedikit panik karena baru banget ngerasaain sensasi baal separuh badan, tapi terus istigfar dan dzikir. Beberapa menit kemudian dokter kandungan langsung membelek perut, berasa perut digoyang kanan kiri dan selang beberapa menit langsung muncul suara tangisan bayi.
Perasaannya langsung haruuuu biruuuuu. Cirambay berderai air mata di meja operasi  Denger suara tangisan bayi yang 9 bulan dielus2 dibawa2 kemana mana... Takbir dan ga berhenti berucap syukur. Sempet cium pipi lembutnya tapi setelah itu si bayi langsung dibawa entah kemana. Saya ditinggal bertiga sama perawat untuk dibersihkan darahnya dan dibawa ke ruang pemulihan.
Post operasi sesar... Saya hanya bisa berbaring di tempat tidur. Sakiiiiiit luar biasa. Gabisa miring kanan miring kiri. Gabisa bangun. Gbisa ngapa2in. Ketemu bayi pun br bisa keesokan harinya jam 9 pagi. Menyusui bayi pun saya tak sanggup. Apalagi ASI sama sekali belum keluar setetespun.
Malamnya saya sama suami cuma tidur berdua tanpa bayi. Terasa hampa. Yang tadinya ada di perut tiba2 kosong dan disebelah tempat tidur pun ga ada. Huaaaaa begitu toh rasanya terpisah dengan bayi.

Alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah. Akhirnya bisa merasakan hamil tuntas 9 bulan, melahirkan, menimbang bayi anak sendiri, menyusui anak sendiri. Subhanallah rasanya tidak bisa diungkapkan oleh kata2. BAHAGIA!!

Tapi.... Sebelum saya diijinkan pulang oleh rumah sakit, si baby harus ditinggal disana untuk pengobatan beberapa hari terkait masalah yang ditemukan setelah dilakukan pemeriksaan lab lengkap. Sedih.
Cerita dilanjut berikutnya yaaa
Si baby mulai goyang kayaknya minta nenen. Hehehe.